Polyhidramnion atau disingkat hidramnion saja didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana jumlah air ketuban melebihi 2 liter. Sedangkan secara klinik adalah penumpukan cairan ketuban yang berlebihan sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien. Sedangkan secara USG jika Amniotic Fluid Index (AFI)>20 atau lebih.
Kasusnya berkisar 0.5 - 1 % dari kehamilan. Multigravida (hamil >1) lebih sering daripada primigravida (hamil pertama). Penyebabnya (1) Adanya kelainan pada bayi seperti anencefali, spina bifida, Sumbatan saluran makanan bayi, tumor dileher bayi dll (2) Kelainan plasenta: adanya tumor pada plasenta (3) Kehamilan kembar (4) Penyakit ibu seperti: Diabetes, kelainan ginjal atau jantung.
Berdasarkan waktu terjadinya hydramnion terbagi 2 yaitu akut (sangat jarang sekali) dan kronis (ini yang lebih sering, ini yang akan dibahas duluan)
Gejala yg dirasakan ibu adalah: susah bernafas, berdebar2 dan bengkak pada kaki. Saat diperiksa perut ibu tampak tegang dan mengkilat. Tinggi rahim melebihi usia kehamilan serta bagian2 janin sulit diraba dari luar. Dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti USG untuk menilai AFI, jumlah bayi, letak bayi dan deteksi kelainan kongenital bayi.
Kompliaksi yang bisa tejadi adalah: Pre-eklampsia, KPD, Persalinan kurang bulan, perdarahan pra-persalinan.
Penataan bedasarkan berat ringannya penyakit. Untuk yang ringan hanya dilakukan bedest, dan diharapkan kelebihan air ketuban akan segera menghilang seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
Untuk yang berat ada 3 prinsip utama : 1. Hilangkan gejala 2. Cari penyebab 3. Atasi/hindari komplikasi. Penataan berupa bedrest, diet rendah garam, serta obati penyakit dasar jika ada seperti diabetes atau preekalmpsia. Cari kelainan bawaan janin. Jika ada kelainan bawaan biasanya dilakukan terminasi kehamilan (di Indonesia kayaknya nggak boleh). Sedangkan jika bayinya tanpa cacat bawaan selanjutnya dinilai respon terhadap pengobatan. Jika respon baik lanjutkan kehamilan dan obati komplikasi. Tetapi jika tidak respon dan ada stress janin, hamil kurang dai 37 minggu dilakukan penyedotan cairan (amniosentesis), sedangkan jika hamil sudah 38 mingguan dilakukan amniosentesis dan induksi persalinan (terminasi).
Kasusnya berkisar 0.5 - 1 % dari kehamilan. Multigravida (hamil >1) lebih sering daripada primigravida (hamil pertama). Penyebabnya (1) Adanya kelainan pada bayi seperti anencefali, spina bifida, Sumbatan saluran makanan bayi, tumor dileher bayi dll (2) Kelainan plasenta: adanya tumor pada plasenta (3) Kehamilan kembar (4) Penyakit ibu seperti: Diabetes, kelainan ginjal atau jantung.
Berdasarkan waktu terjadinya hydramnion terbagi 2 yaitu akut (sangat jarang sekali) dan kronis (ini yang lebih sering, ini yang akan dibahas duluan)
Gejala yg dirasakan ibu adalah: susah bernafas, berdebar2 dan bengkak pada kaki. Saat diperiksa perut ibu tampak tegang dan mengkilat. Tinggi rahim melebihi usia kehamilan serta bagian2 janin sulit diraba dari luar. Dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti USG untuk menilai AFI, jumlah bayi, letak bayi dan deteksi kelainan kongenital bayi.
Kompliaksi yang bisa tejadi adalah: Pre-eklampsia, KPD, Persalinan kurang bulan, perdarahan pra-persalinan.
Penataan bedasarkan berat ringannya penyakit. Untuk yang ringan hanya dilakukan bedest, dan diharapkan kelebihan air ketuban akan segera menghilang seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
Untuk yang berat ada 3 prinsip utama : 1. Hilangkan gejala 2. Cari penyebab 3. Atasi/hindari komplikasi. Penataan berupa bedrest, diet rendah garam, serta obati penyakit dasar jika ada seperti diabetes atau preekalmpsia. Cari kelainan bawaan janin. Jika ada kelainan bawaan biasanya dilakukan terminasi kehamilan (di Indonesia kayaknya nggak boleh). Sedangkan jika bayinya tanpa cacat bawaan selanjutnya dinilai respon terhadap pengobatan. Jika respon baik lanjutkan kehamilan dan obati komplikasi. Tetapi jika tidak respon dan ada stress janin, hamil kurang dai 37 minggu dilakukan penyedotan cairan (amniosentesis), sedangkan jika hamil sudah 38 mingguan dilakukan amniosentesis dan induksi persalinan (terminasi).