Mioma uteri sesuai dengan namanya adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim aka fibromioma, leiomioma, ataupun fbroid.
Gejala sangat tergantung lokasi, besarnya, perubahan dan komplikasi yang terjadi. Gejala umumnya hipermenore, menoragi dan dapat juga terjadi metroragi. Rasa nyeri karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan.
Penekanan pada kandung kemih menyebabkan poliuri, pada uretra, menyebabkan retensio urine, pada ureter menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rectum menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkanedema tungkai dan nyeri panggul.
Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars interstisialis tuba, sedangkan mioma submuksum juga memudahkan terjadinya abortus oleh karena distorsi rongga uterus. Maka merupakan suatu indikasi dilakukan miomektomi.
Mioma uteri dapat mempengaruhi kehamilan, misalnya menyebabkan infertilititas ; resiko terjadinya abortus bertambah, letak janin menghalangi kemajuan persalinan menyebabkan inersia sehingga menyebabkan perdarahan pasca persalinan menyebabkan perdarahan pasca persalinan menyebabkan plasenta sukar lepas dari dasarnya dan mengganggu proses involusi dalam nifas.
Menurut letaknya: submukosa (dibawah endometrium), intramural (dalam dinding rahim)dan subserosum (tumbuh keluar dinding rahim). Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Jarang sekali mioma ditemukan pada wanita berumur 20 tahun, paling banyak pada umur 35-45 tahun (kurang lebih 25%). Pertumbuhan mioma diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar tinju. Setelah menopause mioma akan mengecil.
Kehamilan menimbulkan perubahan pada mioma uteri : membesar karena pengaruh estrogen, degenerasi merah dan torsi (puntiran) jika miomanya bertangkai.
Keluhan pasien dengan mioma biasanya adanya rasa berat dan benjolan pada perut bagian bahwa. Hasil pemeriksaan mengungkapkan tumor padat uterus. Mioma intramural akan menyebabkan kavum uteri menjadi luas. Mioma submukosum kadang kala dapat teraba dengan jari yang dimasukkan ke dalam liang servik dan terasanya benjolan pada permukaan rongga rahim.
Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55% dari semua mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun, memerlukan pengamatan setiap 3-6 bulan. Menopause dapat terhenti pertumbuhannya atau menjadi lisut. GnRH (seperti Tapros) juga dapat dipakai untuk mengobati mioma.
Miomektomi (operasi pengangkatan mioma) dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukosum yang keluar lewat linag vagina dengan cara memuntirnya, 25-35 % masih memerlukan histerektomi (operasi angkat rahim). Kadang dibutuhkan radioterapi (penyinaran sinar X) agar ovarium tidak berfungsi lagi umumnya hanya dikerjakan kalau terdapat kontra indikasi untuk tindakan operasi.
Sumber: bahan kulaih
Gejala sangat tergantung lokasi, besarnya, perubahan dan komplikasi yang terjadi. Gejala umumnya hipermenore, menoragi dan dapat juga terjadi metroragi. Rasa nyeri karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan.
Penekanan pada kandung kemih menyebabkan poliuri, pada uretra, menyebabkan retensio urine, pada ureter menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rectum menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkanedema tungkai dan nyeri panggul.
Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars interstisialis tuba, sedangkan mioma submuksum juga memudahkan terjadinya abortus oleh karena distorsi rongga uterus. Maka merupakan suatu indikasi dilakukan miomektomi.
Mioma uteri dapat mempengaruhi kehamilan, misalnya menyebabkan infertilititas ; resiko terjadinya abortus bertambah, letak janin menghalangi kemajuan persalinan menyebabkan inersia sehingga menyebabkan perdarahan pasca persalinan menyebabkan perdarahan pasca persalinan menyebabkan plasenta sukar lepas dari dasarnya dan mengganggu proses involusi dalam nifas.
Menurut letaknya: submukosa (dibawah endometrium), intramural (dalam dinding rahim)dan subserosum (tumbuh keluar dinding rahim). Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Jarang sekali mioma ditemukan pada wanita berumur 20 tahun, paling banyak pada umur 35-45 tahun (kurang lebih 25%). Pertumbuhan mioma diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar tinju. Setelah menopause mioma akan mengecil.
Kehamilan menimbulkan perubahan pada mioma uteri : membesar karena pengaruh estrogen, degenerasi merah dan torsi (puntiran) jika miomanya bertangkai.
Keluhan pasien dengan mioma biasanya adanya rasa berat dan benjolan pada perut bagian bahwa. Hasil pemeriksaan mengungkapkan tumor padat uterus. Mioma intramural akan menyebabkan kavum uteri menjadi luas. Mioma submukosum kadang kala dapat teraba dengan jari yang dimasukkan ke dalam liang servik dan terasanya benjolan pada permukaan rongga rahim.
Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55% dari semua mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun, memerlukan pengamatan setiap 3-6 bulan. Menopause dapat terhenti pertumbuhannya atau menjadi lisut. GnRH (seperti Tapros) juga dapat dipakai untuk mengobati mioma.
Miomektomi (operasi pengangkatan mioma) dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukosum yang keluar lewat linag vagina dengan cara memuntirnya, 25-35 % masih memerlukan histerektomi (operasi angkat rahim). Kadang dibutuhkan radioterapi (penyinaran sinar X) agar ovarium tidak berfungsi lagi umumnya hanya dikerjakan kalau terdapat kontra indikasi untuk tindakan operasi.
Sumber: bahan kulaih