Antiphospholipid syndrome (APS) adalah kelainan yang ditandai dengan adanya thrombosis (sumbatan) arteri dan vena yang berulang dan atau keguguran yang berhubungan dengan abnormalitas hasil periksaan laboratorium seperti kadar antibodi anticardiolipin [aCL].
Kriteria Diagnosis
- Thrombosis - Ada satua atau lebih episode klinis thrombosis arteri, vena, atau pembuluh darah keci pada organ atau jaringan yang dapat dikonfirmasi dengan USG Doppler, atau pemeriksaan histopathologi
- Kaelainan kehamilan:
- Satu kali atau lebih kematian janin yang tidak terjelasakan pada usia kehamilan lebih dari 10 minggu.
- Satu atau lebih kelahiran prematur dengan usia kehamilan kurang dari 34 minggu akibat preeklampsia, eklampsia, atau insufisinsi plasenta.
- Tiga atau lebih abortus spontan yang tak terjelaskan dengan usia kehamilan kurang dari 10 minggu, bukan karena kelainan kromosom dan hormonal.
Kriteria Laboratorium
- Anticardiolipin (aCL) antibodi IgG/IgM >40 IgG phospholipid unit, >40 IgM phospholipid units.
- Lupus anticoagulan yang positif pada 2 kali pemeriksaan dengan interval 12 minggu.
Pengobatan Obstetri
- Pasien harsus diperiksa secara seksama akan adanya gejala thrombosis dan thromboembolisme, preeklampsia berat, atau gerakan janin yang berkurang.
- Pada psien2 dengan riwayat obstetri jelek, rutin dilakukan USG tiap 3-4 minggu sekali mulai kehamilan 18-20 minggu.
- Pemeriksaan kadar Human chorionic gonadotropin (hCG) pada trimester pertama. Jika kadar CG meningkat secara normal besar kemungkinan 80-90% kasus selamat. Jiak peningkatan tidak normal maka 70-80% kasus tidak selamat. Segera dilakukan terapi dengan heparin dengan risiko timbul perdarahan.
- USG pada usia 30-32 untuk enilai pertumbuhan janin. Gangguan pertumbuhan menunjukkan adanya gangguan sirkulasi darah di plasenta.
- Heparin dianjurkan pada APS dengan kehamilan. Yang dipakai adalah Low molecular weight heparin (LMWH).
- Warfarin dapat menggantikan heparin pada periode postpartum.