Pada saat dilakukan analisa, hal2 berikut diperiksa : volume, waktu mencairnya, jumlah sel sperma per mililiter, gerakan sperma, PH, jumlah sel darah putih dan kadar fruktosanya (gula). Hasil anlisa sperma bisa menetukan apakah : ada masalah reproduksi (infertilitas), vasektomi berhasil dan apakah reversal (menyambung kembali) vasektomi berhasil.
Sebelum dilakukan pengambilan sampel sperma (semen) harus melakukan abstinen/tidak mengeluarkan sperma/ ejakulasi 2 - 5 hari sebelumnya. Hal ini bertujuan agar sperma dalam kondisi paling oke. Jangan kelamaan, karena jika sampai 1-2 minggu maka justru sperma jadi kurang aktif. Di samping itu juga harus menghindari konsumsi alkohol.
Sample diambil tentunya dengan cara ejakulasi. Bisa dilakukan di lab atau di rumah / tempat lain dan membawanya dalam waktu tertentu ke lab. Cara paling sering adalah dengan masturbasi dan ditampung ke dalam wadah sampel. Cara lain adalah dengan senggama terputus (coitus interruptus), saat akan ejakulasi, P dicabut dan di arahkan ke wadah sampel. Sedangkan cara lainnya adalah dengan sampling dengan kondom (lewat senggama), dengan catatan kondom khusus. (kondom biasa harus di cuci dulu agar lubrikannya gak membunuh sperma)
Jika sampel diambil dirumah, maka sudah harus sampai di lab dalam waktu satu jam. Hindari sampel dari terkena sinar matahari langsung dan jangan terlalu panas/terlalu dingin. Jika udara dingin (di barat sono), simpan wadah penampungnya menempel di tubuh(dalam kantung jaket dll agar hangat). Jangan masukkanb kedalam lemari es. Agar hasil pemeriksaan lebih oke, dialkukan analisa 2-3 kali dengan hari yang berbeda dalam waktu 3 bulan.
Nilai normalnya bervariasi :
Volume | Normal: | |
---|---|---|
Abnormal: | Volume yang rendah atau bahkan yang berlebih dapat menyebabkan masalah kesuburan | |
Waktu mencair | Normal: | Kurang dari 60 menit |
Abnormal: | Masa mencair yang lama bisa merupakan tanda infeksi. | |
Jumlah sperma | Normal: | 20–150 juta per mL |
Abnormal: | Jumlah yang rendah kadang masih bisa menghasilkan keturunan secara normal. | |
Bnetuk sperma | Normal: | Minimal 70% memiliki bentuk dan struktur normal. |
Abnormal: | Sperma yang gak normal bentuknya kurang daru 15 % disebut Teratozoopsermia. Ini juga mempersulit kehamilan. | |
Gerakan sperma | Normal: | Minimal 60% sperma bergerak maju ke depan atau minimal 8 juta sperma per-mL bergerak normal maju ke depan. |
Abnormal: | Jika sebagian besar geraknya tidak normal akan menyebabkan masalah fertilitas. | |
Normal: | Semen pH of 7.1–8.0 | |
Abnormal: | An abnormally high or low semen pH can kill sperm or affect their ability to move or to penetrate an egg. | |
Sel darah putih | Normal: | Tidak ada sel darah putih atau bakteri. |
Abnormal: | Bakteri dan sel darah putih yg banyak menunjukkan adanya infeksi. | |
Kadar fruktosa | Normal: | |
Abnormal: | Tidak adanya fruktosa memperlihatkan tidak adanya veikuls seminalis atau blokade pada organ ini. |
Jika ditemukan jumlah sperma yang rendah atau tingginya abnormalitas, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti pengukuran kadar hormon: testosteron, luteinizing hormone (LH), follicle-stimulating hormone (FSH), atau hormon prolaktin. Juga dilakukan biopsi testis (zakar) dalam kondisi yang sangat ekstrim (steril misalnya).
Faktor2 yang bisa mempengaruhi akurasi pemeriksaan :
- Obat2an (Cimetidine, sulfasalazine, nitrofurantoin)
- Kafein, alkohol, kokain, marijuana, dan merokok.
- Herbal seperti dosis tinggi echinacea.
- Sampel dingin/panas.
- Terkena radiasi .
- Tidak terkumpul sempurna (terbaik dengan masturbasi).
- Terlalau alam abstinen.